Senin, 13 Oktober 2014

Napak Tilas Kerajaan Lamuri, Lamreh, Aceh Besar

Napak Tilas Kerajaan Lamuri, Lamreh, Aceh Besar


oleh : M. Adril Septian


Hari Minggu tanggal 28 September 2014 saya beserta kawan-kawan mahasiswa Pendidikan Sejarah Universitas Syiah Kuala melakukan Kuliah Studi Lapangan di situs sejarah Lamuri di Desa Lamreh, Aceh Besar. Kegiatan ini juga merupakan sebuah kerja sama antara Universitas Syiah Kuala, USU, dan Universitas Sains Malaysia.
Konon dulunya di situs tersebut terdapat sebuah kerajaan yang bernama Lamuri sekitar tahun 900-an. Sumber asing menyebut nama kerajaan tersebut “Lamuri”, “Ramni”, “Lambri”, “Lan-li”, “Lan-wu-li”. Penulis Tionghoa Zhao Rugua (1225) misalnya mengatakan bahwa “Lan-wu-li” setiap tahun mengirim upeti ke “San-fo-chi” (Sriwijaya). Nagarakertagama (1365) menyebut “Lamuri” diantara daerah yang oleh diaku sebagai bawahannya.
Kerajaan tersebut terletak di atas sebuah bukit, dan di bawah bukit tersebut ada benteng yang terbentang di sepanjang pantai. Saya dan beberapa kawan mencoba untuk turun dari bukit untuk mendekati benteng, tidak mudah karena bukit tersebut cukup tinggi dan kami tidak menguasai medan, alhasil kami semua kelelahan. Namun kelelahan kami terbayar saat mencapai benteng, kami merasakan nilai historis yang cukup kental dari benteng tersebut.

Gambar 1.1 Benteng Lamuri
Selain benteng tersebut kami juga menemukan nisan dari raja-raja Lamuri, pecahan keramik dan tembikar.
Dalam sesi tanya jawab yang diadakan di akhir kami mengetahui bahwa kerajaan Lamuri dulunya adalah sebuah metropolis yang sudah melakukan hubungan dengan kerajaan-kerajaan lain di dunia seperti kerajaan Chola di India dan China. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya batu nisan yang bercorak India dan tembikar yang bermotif tiongkok.

Gambar 1.2. Pecahan Keramik
             

                                                              Gambar 1.3. Pecahan Tembikar


Gambar 1.3 Nisan yang ditemukan di situs Lamuri
             


                                                      Gambar 1.4 Kuburan yang ditemukan di situs Lamuri

Konon dulunya, Kerajaan Chola dari India pernah mencoba untuk menyerang kerajaan Lamuri, namun tidak berhasil. Di India juga ditemukan sebuah prasasti yaitu Prasasti Tanjore 1030 M yang menuliskan tentang sebuah kerajaan yang bernama Lamuri yang sulit untuk ditaklukkan.

Sayangnya, situs Lamuri ini merupakan salah satu dari sekian banyak situs sejarah di Aceh yang tidak mendapatkan perhatian dari pemerintah. Padahal jika dikelola dengan baik, situs tersebut dapat menjadi tempat edukasi sejarah sekaligus tempat pariwisata. Sangat miris sekali melihat keadaan Lamuri yang terbengkalai begitu saja. Bahkan benteng yang terdapat di tepi pantai pun tidak terawat sama sekali dan dibiarkan rusak di makan usia.

Penulis berharap dengan adanya tulisan ini dapat mengetuk hati kita semua, terutama pemerintah dan rakyat Aceh agar lebih peduli terhadap peninggalan Sejarah.

Banda Aceh, 14 Oktober 2014.
Penulis adalah seorang Mahasiswa di FKIP Sejarah Universitas Syiah Kuala