Pembabakan Waktu Pra-sejarah Indonesia, Hasil Kebudayaan, dan
Manusia Pendukungnya.
Manusia mulai muncul di dunia
pada jaman Quartier. Selain mulai adanya
kehidupan manusia, pada jaman Quartier juga terjadi dua kejadian luar biasa
yaitu adanya jaman es yang terjadi pada masa glasial dan berpisahnya daratan,
karena mencairnya es di kutub pada jaman interglasial.
Jaman Quartier dibagi dua, yaitu
Pleistosen dan Holosen. Jaman Pleistosen kembali dibagi menjadi tiga, yaitu
Pleistosen bawah, tengah, dan atas. Kebudayaan manusia mulai ditemukan pada
masa pleistosen tengah, yaitu kebudayaan Paleolitikum. Kebudayaan manusia
tersebut terus berkembang hingga jaman Holosen.
Supaya lebih jelasnya, berikut
saya akan memaparkan pembabakan waktu pra-sejarah, hasil kebudayaan, dan
manusia pendukungnya secara lebih rinci.
A. Zaman Batu
a. Paleolitikum (zaman batu tua)
Zaman ini terjadi sekitar 600.000 tahun yang lalu.
Ciri kehidupan masyarakat :
1.
Alat-alat batu buatan manusia
masih dikerjakan secara kasar, tidak diasah atau dipolis.
2.
Mata pencahariannya masih berupa
berburu, menangkap ikan dan meramu makanan (food gathering).
3.
Hidup masih secara nomaden
(berpindah-pindah).
4.
Hidup berkelompok-kelompok (3-10
orang)
5.
Pada zaman ini sudah ditemukannya
api.
Hasil kebudayaan :
1.
Kebudayaan Pacitan (Pleistosen
Tengah)
·
Choper / kapak genggam
·
Kapak perimbas
2.
Kebudayaan Ngandong (Pleistosen
Atas)
·
Alat-alat dari tulang dan tanduk
rusa (alat penusuk, kapak genggam, pengorek tanah, tombak bergerigi)
·
Flakes / serpih belah (terbuat dari batu-batu Chalcedon)
·
Lukisan di gua (tapak tangan
berwarna merah dan babi hutan)
Pendukung kebudayaan :
1.
Pendukung kebudayaan Pacitan
adalah Pithecantropus erectus yang ditemukan di lapisan Trinil
Mojokerto, berasal dari jaman Pleistosen tengah.
2.
Pendukung kebudayaan Ngandog
adalah Homo Soloensis dan Homo Wajakensis yang ditemukan di gua
Leang Pattae di daerah Sulawesi Selatan, berasal dari jaman Pleistosen Atas.
b. Mesolitikum (zaman batu tengah)
Masa ini terjadi pada jaman Holosen.
Ciri kehidupan masyarakat :
1.
Hidup semi sedenter
(menetap di gua-gua), namun masih melakukan food gathering (mengumpulkan
makanan).
2.
Ala–alat yang digunakan sama
dengan zaman Paleolitikum, namun sudah lebih berkembang.
Hasil kebudayaan :
1.
Kebudayaan Pebble :
·
Kjokkken monddinger (sampah dapur yang berasal dari tumpukan kulit kerang yang
sudah menjadi bukit).
·
Pebble (kapak genggam Sumatera, Sumateralith)
·
Hachecourt (kapak pendek)
2.
Kebudayaan Bone
Banyak ditemukannya alat-alat
kebudayaan dari tulang.
3.
Kebudayaan Flakes
·
Abris Sous Roche (gua tempat tinggal)
·
Kebudayaan Toala, berupa Flakes
dan Pebble
·
Flakes dan ujung panah dari batu Chalcedon
Pendukung kebudayaan :
Manusia pendukung kebudayaan pada masa Mesolithikum
adalah ras Papua-Melanosoid yang ditemukan di pantai timur Sumatera,
Sulawesi Selatan, Pulau Timor dan Pulau Rote.
c. Neolithikum (zaman batu muda)
Ciri kehidupan masyarakat :
1.
Terjadi revolusi besar dari food
gathering menjadi food producing (bercocok tanam).
2.
Sedenter (hidup mulai menetap di gua-gua).
3.
Alat-alat batu buatan manusia
mulai diasah sehingga halus dan indah.
Hasil kebudayaan :
1.
Kapak persegi (banyak ditemukakan
di daerah Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Maluku, Sulawesi, dan Kalimantan
2.
Kapak batu (banyak ditemukan di
Minahasa)
3.
Alat-alat perhiasan (banyak
ditemukan di Jawa)
4.
Tembikar dan pakaian tenun.
Manusia pendukung :
Manusia pendukung pada zaman ini adalah Austronesia
(Austria), dan Austro-Asia (Khmer-Indocina).
d. Megalithikum
Ciri kehidupan masyarakat :
1.
Dapat membuat kebudayaan dari
batu-batu besar.
2.
Mulai mengenal sistem kepercayaan
(animisme).
3.
Berkembang sejak Neolithikum
sampai zaman perunggu.
Hasil kebudayaan :
1.
Menhir (tugu batu untuk pemujaan)
2.
Dolmen (batu besar tempat
persembahan)
3.
Sarkofagus (peti mati)
4.
Waruga (kubur berbentuk kubus
persegi atau bulat)
5.
Punden berundak
B. Zaman Logam
Pada zaman logam manusia sudah mulai membuat alat-alat kebudayaan dari logam. Manusia sudah mulai mengenal teknik melebur logam dan mencetaknya menjadi alat-alat yang diinginkan. Teknik yang digunakan ada dua yaitu dengan cetakan batu yang disebut bivalve dan dengan cetakan tanah liat atau lilin yang disebut a cire perdue.
Zaman logam dibagi tiga yaitu,
zaman tembaga, zaman perunggu, dan zaman besi.
a. Zaman Tembaga
Zaman ini kurang berkembang di Indonesia, namun ada beberapa alat kebudayaannya ditemukan di Indonesia. Alat-alat tersebut diyakini berasal dari Semenanjung Malaya, Kamboja, Thailand, dan Vietnam.
b. Zaman Perunggu
Ciri kehidupan masyarakat :
1. Pemakaian peralatan logam yang dikembangkan melalui teknik bivalve
(rangkap) dan a cire perdue (cetak lilin).
2. Telah terbentuk perkampungan yang teratur dipimpin oleh kepala
suku atau adat.
3. Tinggal di dalam rumah bertiang besar yang bagian bawahnya
dijadikan tempat beternak dan bertani.
4. Telah terdapat pembagian kerja berdasarkan keahlian.
5. Telah menguasai ilmu astronomi.
Hasil kebudayaan :
1. Kapak perunggu
2. Nekara perunggu
3. Bejana perunggu
4. Kapak corong (kapak sepatu)
c. Zaman Besi
Ciri kehidupan masyarakat :
Telah dapat meleburkan besi untuk
dituangkan menjadi alat-alat yang dibutuhkan.
Hasil kebudayaan :
1. Mata kapak
2. Mata sabit
3. Mata pisau
4. Mata pedang
5. Cangkul, dll.