JAZIRAH ARAB SEBELUM ISLAM
Jazirah Arab
adalah tempat lahirnya agama Islam dan kemudian menjadi pusat Islam, merupakan
pusat dari peradaban dan kebudayaan Islam. Oleh karena itu, perlu dijelaskan
mengenai keadaan geografi, penduduk, politik, ekonomi, dan sosial, bahkan
agama, sebelum lahirnya agama Islam.
A.
Keadaan Negeri Arabia
Negeri Arabia
terletak di sebelah barat daya Asia, dan merupakan semenanjung yang dikelilingi
laut dari tiga jurusan; Laut Merah, Lautan Hindia, dan Teluk Persia.
Negeri-negeri Arabia pada umumnya
terdiri dari padang pasir (sahara), tetapi tidak semuanya tandus, ada pula
yanga subur.
Para ahli geografi purba membagi
Jazirah Arabia sebagai berikut.
a.
Arabia
Petrix, yaitu daerah-daerah yang terletak di sebelah barat daya Lembah Syria.
b.
Arabia
Deserta, yaitu daerah Syria sendiri.
c.
Arabia
Felix, yaitu negeri Yaman, yang terkenal dengan nama “Bumi Hijau”.
Adapun ahli sejarah membagi penduduk Jazirah Arabia sebagai
berikut.
1.
Arab
Baidah (bangsa Arab yang telah punah),
yaitu orang-orang Arab yang telah lenyap jejaknya dan tidak diketahui lagi,
kecuali karena tersebut dalam kitab suci, seperti kaum Ad, dan Samud. Di antara
kabilah mereka yang termasyur, yaitu Ad, Samud, Jadis, dan Jurham.
2.
Arab
Baqiyah (bangsa Arab yang masih lestari),
dan mereka terbagi dalam dua kelompok,
yaitu sebagai berikut.
a.
Arab
Aribah, yaitu kelompok Qahthan, dan tanah
air mereka yaitu Yaman. Di antara kabilah-kabilah mereka yang terkenal, yaitu
Jurham, Ya’rab, dan dari Ya’rab ini lahirlah suku-suku Kahlan dan Himyar.
b.
Arab
Musta’rabah, mereka adalah
sebagian besar penduduk Arabia, dari
dusun sampai kota, yaitu mereka yang mendiami bagian tengah Jazirah Arabia dan
negeri Hijaz, sampai ke lembah Syria. Mereka dinamakan Arab Musta’rabah karena
pada waktu Jurham dari suku Qahthaniyah mendiami Mekah, mereka tinggal bersama
Nabi Ibrahim as. serta ibunya, di mana kemudian Ibrahim dan putra-putranya
mempelajari bahasa Arab.
Dari
merekalah kemudian timbul bermacam-macam kaum dan suku Arab, termasuk kaum
Quraisy, yang tumbuh dari suku induk Adnan.
B.
Kerajaan-kerajaan Arab
Sebelum Islam,
di negeri-negeri Jazirah Arabia, telah berdiri beberapa kerajaan, yang sifat
dan bentuknya ada dua macam, yaitu sebagi berikut.
a.
Kerajaan
yang berdaulat, tetapi tunduk kepada kerajaan lain (mendapat otonomi dalam
negeri).
b.
Kerajaan
tidak berdaulat, tetapi mempunyai kemerdekaan penuh, ini lebih tepat disebut
Induk Suku dengan kepala sukunya. Ia memiliki apa yang dimiliki oleh
kerajaan-kerajaan yang sebenarnya.
Menurut A. Hasjmy, ada beberapa Kerajaan Arabia yang
berdaulat, diantaranya sebagai berikut.
a.
Kerajaan
Makyan, kerajaan ini terletak di selatan Arabia, yaitu di daerah Yaman.
b.
Kerajaan Saba, kerajaan ini juga berdiri di tanah
Yaman, yang pada waktu Kerajaan Saba ini menggantikan Kerajaan Makyan. Kerajaan
Saba ini terkenal dengan bendungan besarnya yang bernama “Saddul Maarib”.
c.
Kerajaan
Himyar, kerajaan ini terletak di antara Saba dan Laut Merah, yang meliputi
daerah-daerah yang bernama Qitban sehingga kerajaan ini kadang-kadang dinamakan
juga kerajaan Qitban.
d.
Kerajaan
Hirah, beberapa kabilah Arab yang tinggal dekat dengan perbatasan Kerajaan
Romawi dan Persia mengenyam kemerdekaannya yang penuh.
Kerajaan
Hirah ini sangat dekat hubungannya dengan Kerajaan Persia sehingga akhirnya
menjadi “wilayah” dari Kerajaan Persia. Hirah terletak di daerah Irak sekarang.
e.
Kerajaan
Ghasan, kerajaan ini terletak di daerah Syam sekarang. Kerajaan ini sangat
rapat hubungannya dengan Kerajaan Romawi Timur, sehingga satu waktu menjadi
wilayah dari Kerajaan Romawi.
f.
Negeri
Hijaz, Hijaz mempertahankan kemerdekaannya sejak lama, juga kerajaan Romawi dan
Persia tidak dapat menjajah Hijaz.
Penduduk
Arab mempunyai satu agama, sedangkan aqidah mereka bermacam-macam, yang menjadi
pusatnya adalah Mekah.
g.
Mekah,
kota tempat berdirinya Ka’bah. Di sekililing Ka’bah didirikan berbagai patung
berhala untuk disembah sebagi tuhan orang-orang Arab.
Pada
mulanya Mekah dengan Ka’bah dikuasai Nabi Ismail, kemudian putra sulungnya,
Nabit, kemudian oleh penguasa-penguasa dari Kabilah Jurham. Kemudian Kabilah
Jurham diganti oleh Kabilah Khuza’ah yang datang dari Yaman setelah runtuhnya
Bendungan Maarib, yang dapat berkuasa selama lebih kurang 300 tahun. Pada masa
itu mereka banyak berbuat kesalahan, terutama menimbulan paham yang salah
terhadap agama.
Kekuasaan
Kaum Quraisy
Pada abad V
Masehi kaum Quraisy merebut pimpinan Mekah dan Ka’bah dari Khuza’ah. Di bawah
pimpinan kaum Quraisy, dan waktu itu Mekah menjadi maju.
Untuk
mengurus Mekah dan sekitarnya, didirikanlah semacam pemerintahan oleh kaum
Quraisy. Pada zaman Adul Muthalib, Mekah lebih maju dan sumur zamzam
disempurnakan pemugarannya, yaitu pada tahun 540 M.
C.
Keadaan Politik
Masyarakat Arab
pada zaman jahiliah tidak memiliki pemerintahan seperti sekarang. Mereka hanya
memiliki pimpinan yang mengurus berbagi hal dalam keadaan perang dan damai.
Sering terjadi antarkaum, antarkabilah, dan antarsuku. Bahkan terkadang ada
perang yang terjadi sampai puluhan tahun, misalnya:
1. Perang Busus; perang ini terjadi antara
Kabilah Bakar dengan Kabilah Taghlib selama 40 tahun, hanya disebabkan
perselisihan mengenai seekor unta.
2. Perang Dahis; perang ini terjadi antara
pimpinan suku Al-Ghubara dan suku Dahis, juga selama 40 tahun, hanya lantaran
beberapa perselisihan kecil.
3. Perang Fujar; perang ini terjadi kira-kira
268 tahun sebelum Nabi Muhammad diutus menjadi Rasul.
Perang terjadi antara beberapa kabilah dan suku, terjadi selama
bulan haram, pada masa berlangsungnya “Pasar Ukaz”. Masalah perang hanya
disebabkan masalah kecil, yaitu mengenai seekor unta yang disembelih.
D.
Keadaan Ekonomi dan Sosial
Sesuai dengan
tanah Arab yang sebagian besar terdiri dari padang sahara, ekonomi mereka yang
terpenting yaitu perdagangan. Masyarakat Quraisy berdagang sepanjang tahun. Di musim dingin mereka
mengirim kafilah dagang ke Yaman, sedangkan di musim panas kafilah dagang
menuju ke Syria.
Perdagangan yang paling ramai di
kota Mekah yaitu selama musim “Pasar Ukaz”, yaitu pada bulan Zulqaidah,
Zulhijjah, dan Muharrahm. Adapun keadaan sosial mereka, terdapat beberapa segi
yang baik dan ada pula yang buruk. Segi-segi yang baik , misalnya setia kepada
kawan dan setia kepada janji, menghormati tamu, tolong-menolong antara
anggota-anggota kabilah. Segi-segi yang buruk, mislanya merendahkan derajat
wanita, suka bermusuhan lantaran masalah sepele.
E.
Kehidupan Intelektual
Sekalipun
Jazirah Arabia, terutama Hijaz dan Najd, terpencil dari dunia luar, namun
mereka memiliki daya intelektual yang sangat cerdas. Bukti dari kecerdasan
mereka dapat dilihat pada berbagi peninggalan mereka, baik dalam bidang
politik, ekonomi, dan sosial. Bukti kecerdasan akal mereka dalam ilmu
pengetahuan dan seni bahasa, dapat dikemukakan sebagi berikut.
1. Ilmu Astronomi. Bangsa Kaidan (Babilon)
adalah guru dunia bagi ilmu astronomi. Mereka telah menciptakan ilmu astronomi
dan membina asas-asasnya. Pada waktu tentara persia menyerbu negeri Babilon,
sebagian besar dari mereka termasuk ahli ilmu astronomi mengungsi ke
negeri-negeri Arab. Dari merekalah orang Arab mempelajari ilmu astronomi.
2. Ilmu Meteorologi. Mereka menguasai ilmu
cuaca atau ilmu iklim (meteorologi) yang dalam istilah mereka waktu itu disebut
al-anwa wa mabburriyah atau istilah bahas Arab modern disebut adh-dhawahirul
jauwiyah.
3. Ilmu Mitologi. Ini semacam ilmu mengetahui
beberapa kemungkinan terjadinya peristiwa (seperti perang, damai, dan sebagainya),
yang didasarkan pada bintang-bintang. Seperti halnya orang-orang Arab purba,
maka mereka pun menuhankan bintang-bintang, matahari, dan bulan. Atas
pemberitahuan dari tuhannya maka mereka mengetahui sesuatu.
4. Ilmu Tenung. Ilmu tenung juga berkembang
pada mereka, dan ilmu ini dibawa oleh bangsa Kaldan (Babilon) ke Tanah Arab.
Kemudian ilmu tenung berkembang sangat luas dalam kalangan mereka.
5. Ilmu Thib (Kedokteran). Ilmu thib ini
berasal dari bangsa Kaldan (Babilon). Mereka mengadakan percobaan penyembuhan
orang-orang sakit, yaitu dengan menempatkan orang sakit di tepi jalan, kemudian
mereka menanyakan kepada siapa pun yang melalui jalan megenai obatnya, lalu
dicatat. Dengan percobaan terus-menerus akhirnya mereka mendapat ilmu
pengobatan bagi orang skait.
Pada awalnya pengobatan dilakukan oleh
para tukang tenung, kemudian dukun (tabi) hingga akhirnya berkembang. Ilmu
kedokteran dari bangsa Babilon diambil oleh bangsa lain, termasuk oleh orang
Arab, sehingga ilmu tersebut menjadi berkembang di kalangan bangsa Arab.
F.
Bahasa dan Seni Bahasa
Dalam bidang
bahasa dan seni bahasa, bangsa Arab sebelum Islam sangat maju. Bahasa mereka sangat
indah dan kaya. Syair-syair mereka sangat banyak. Dalam lingkungan mereka
seorang penyair sangat dihormati. Setiap tahun di “Pasar Ukaz” diadakan
deklamasi sajak yang sangat luas.
Dalam bidang bahasa dan seni bahasa
kebudayaan mereka sangat maju.
−
Khithabah
Khithabah
(retorika) sangat maju, dan inilah satu-satunya alat komunikasi
yang snagat luas medanya. Di samping sebagai penyair, bangsa Arab Jahilah pun
sanagt fasih berpidato dengan bahasa yang sangat indah dan bersemangat. Ahli
pidato mendapat derajat tinggi dalam masyarakat, sama halnya dengan penyair.
−
Majelis
Al-Adab dan Sauqu Ukaz
Telah
menjadi kebiasaan masyarakat Arab Jahiliah, yaitu mengadakan majelis atau nadwah
(klub), ditempat inilah mereka mendeklamasikan sajak, bertanding pidato, tukar-menukar
berita dan sebagainya. Terkenallah dalam kalangan mereka “Nadi Quraisy” dan “Darun
Nadwah” yang berdiri di samping Ka’bah.
Di
samping itu, mereka mengadakan aswaq (pekan) pada waku tertentu, di
beberapa tempat dalam negeri Arab. Tiap-tiap ada sauq berkumpullah para
saudagar dengan barang dagangannya, penyair dengan sajak-sajaknya, ahli pidato
dengan kuthbah-kuthbahnya, dan sebagainya. Adapun yang sangat terkenal di
antara aswaq mereka yaitu Sauqu Uqaz atau “Pekan Ukaz” yang
diadakan pada suatu tempat tidak jauh dari kota Mekah menuju Thaif.
G.
Catatan Keturunan
Satu hal yang
menjadi sangat penting bagi angsa Arab
Jahiliah, yaitu al-ansab atau catatan keturunan, yaitu untuk memelihara
asal-usul keturunan. Oleh karena itu, bangsa Arab pada umumnya menghafal
silsilah keturunannya, sampai sejauh-jauhnya, dan mungkin ini pulalah yang
menyebabkan mereka memiliki kecakapan khusus dalam memelihara riwayat hadis.
H.
Sejarah
Sejarah
(tarikh) seperti yang dipahami sekarang, tidak terdapat pada bangsa Arab
Jahiliah. Mereka hanya memindahkan akhbar (berita) yang berserak tentang
negeri mereka dan kabar-kabar yang dibawa bangsa lain kepada mereka, seperti
perang kabilah-kabilah, kisah Bendungan Maarib, kedatangan pasukan gajah ke
Mekah, riwayat Ka’bah, ad, Samud, dan sebagainya.
Dafar Pustaka
Amin, Samsul
Munir. 2010. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta : AMZAH